MAMA
Entah apa sebutan anda apakah itu bunda,mama,mami
atau apapun itu dia sangat berharga. Bayangkan, ia mengandung kita selama 9
bulan. Dan selama itu juga kita di sayangi ny a tanpa ada syarat entah kamu
cacat atau tidak. 9 bulan berlalu waktu kamu akan di lahirkan, ia berjuang
antara hidup atau mati. Dan ternyata, ia mampu menghadapi semuanya dan berhasil
mebebaskan kamu dari tempat yang kecil yang selama ini kamu diami. Apakah
imbalan dari itu semua ? tangisan mu. Mendengar tangisan mu adalah mujizat terbesar
yang pernah ia dapat selain dapat mengandung kamu. Bulan berganti bulan, hari
berganti hari, jam berganti jam, menit berganti menit, dan detik berganti
detik. Pernahkah ia mengeluh ingin lepas dari kamu ? kamu yang selalu rewel
jika tidur mu terganggu atau kamu buang air ? kjamu yang selalu menangis jika
tidak di tepuk-tepuk ? kamu yang selalu menangis jika akamu haus ?. Justru berada
jauh dari mu lah yang menjadi neraka bagi nya. Saat ia tidak dapat berada di
samping mu,mengetahui perkembangan mu, apa yang sedang kamu lakukan. Itulah
yang ia takutkan !

Ingatkah kamu saat kamu mulai masuk ke taman kanak-kanak ? untuk pertama
kali nya ia berada jauh dari kamu. Saat
pertama kali nya ia memakai kan seragam pertama mu ada banyak hal yang
berkecamuk di hatinya, “ bagaimana anak ku nanti ?”, “apakah aku dan anakku
mampu melakukan ini ?”, “apa bisa aku berjauhan dengan nya ? “ dan masih banyak
lagi, namun ayah selalu dapat meyakinkan bahwa anak nya akan baik-baik saja.
Hari pertama kamu bersekolah, mama menunggu di luar kelas memperhatikan mu
walau kamu tidak memperhatikannya. Kamu malah asyik bermain dengan teman baru mu. Ia cukup senang melihat ternyata
kamu sanagt amat mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarmu. Di saat-saat
ini kamu mulai menuinjukan sifat nakal mu. Suka membantah, segalanya maunya
sendiri tetapi nia hanya menganggap bahwa sifat yang kamu tunjukkan adalah
sifat wajar kamu sebagai anak yang suatu saat nanti akan meninggalkannya.
Saat kamu mulai memasuki jenjang pertama. Kekhawtiran mamamu semakin besar.
Melihat perkembangan anak-anak zaman sekarang yang sudah tidak dapat di toleril
lagi. Mama semakin resah namun kamu terus menerus meyakinkan nya jika kamu
tidak akan terpengaruh. Namun janji itu hanya dapat bertahan beberapa lama
saja. Saat kamu mulai masuk ke jenjang yang tinggi, apa yang ia khwatirkan
terjadi. Kamu menjadi sering melanggar peraturan sekolah. Walaupun begitu ia
selalu mendoakan mu untuk tetap dalam lindungan-Nya.
Saat kamu masuk ke perguruuan tinggi, kamu sungguh-sungguh dalam menggapai
cita-citamu yang sedikitt lagi pasti di gapai. 6 tahun kamu nimba ilmu di sana.
Dan pada akhirnya kamu lulus menjadi sarjana. Tahukah kamu siapa orang pertama
menangis ? ya dialah orang yanmg pertama kali menangis untuk kamu. Beberapa
tahun kemudian saat kamu memutuskan untuk mengakhiri masa-masa kesendirian mu
dengan menikah dengan orang lain. Ia pasti menangis walau bahagia. Menagis
karena kamu akan meninggalka dia dan tinggal dengan orang lain. Bahagia karena
akhirnya kamu berhasil mendapatkan apa yang seharusnya kamu dapat. Sampai akhir
hayat nya. Ia tetap mencintai kamu. Apapun yang terjadi kepada mu. Ia tetap
mencintai mu. Selalu.